FEBRUARY 27, 2013 Aztec Dance Photograph by Aydin Palabiyikoglu, Your Shot This Month in Photo of the Day: Your Photos

“Perdarahan Epidural” di dalam kepala…”the silent killer”…!!

Kejadian trauma kepala saat ini semakin banyak akibat tingginya angka kecelakaan lalu lintas serta ketidakamanan suasana kerja yang beresiko tinggi, misalnya pada pekerjaan buruh pembangunan dan lain-lain.Kelalaian dalam mentaati peraturan lalu lintas ditambah dengan semakin majunya teknologi kenderaan bermotor menyebabkan selain kejadian trauma kepala meningkat juga disertai dengan ‘impact” yang tinggi pada kepala dan otak.Akibatnya terjadilah perdarahan hebat pada otak atau pembengkakan otak.Gejala yang tampak biasanya sangat jelas, seperti luka di kepala, penurunan kesadaran atau gejala-gejala kelumpuhan lainnya. Namun diantara jenis perdarahan otak yang mungkin terjadi, terdapat suatu jenis perdarahan otak yang kadang tidak terdeteksi dan mematikan.Perdarahan itu disebut dengan perdarahan epidural atau “Epidural hematoma (EDH)”.

Perdarahan epidural atau kita singkat dengan EDH adalah perdarahan yang terjadi di antara selaput pembungkus otak (duramater) dan tulang kepala. Perdarahan ini terjadi akibat retaknya tulang kepala pada trauma kepala yang selanjutnya retakan tulang itu akan menjadi sumber perdarahan atau dapat pula mencederai pembuluh darah yang berada di selaput pembungkus otak tersebut. Darah kemudian akan berkumpul dan bertambah banyak baik secara perlahan-lahan atau dalam tempo yang singkat. Pada awalnya dimana jumlah darah masih sangat sedikit, mungkin penderita tidak merasakan suatu keluhan yang berat atau berarti sehingga sering diabaikan. namun bila jumlah perdarahannya sudah cukup banyak maka dampaknya sangat berat hingga kematian.

Dalam kesempatan ini saya ingin bercerita mengenai salah satu pengalaman saya berkaitan dengan perdarahan epidural yang saya alami semasa saya masih menjalani pendidikan untuk menjadi seorang dokter spesialis bedah saraf. Di suatu malam dimana saya sedang bertugas jaga malam di sebuah rumah sakit pemerintah terbesar di indonesia, saya mendapat panggilan dari unit gawat darurat yang mengatakan bahwa ada pasien yang mengalami trauma kepala akibat kecelakaan lalu lintas. Segera saya bergegas ke unit gawat darurat untuk menemui dan memeriksa pasien. Ternyata saya menemukan seorang kakak dan adiknya yang baru saja mengalami kecelakaan lalu lintas saat mereka sedang mengendarai sepeda motor. Keduanya tidak memakai helm dan diserempet oleh sebuah mobil minibus yang melaju dengan cepat. Keduanya kemudian terlempar dan terhempas ke kerasnya aspal di jalan. Saya asumsikan telah terjadi benturan kepala dengan aspal baik pada si kakak maupun si adik dari memar yang ada di kepala mereka masing-masing. Namun kondisi saat itu, si adik dalam keadaan tidak sadar dan sepertinya kondisinya darurat. Sedangkan sang kakak terlihat sadar penuh dan terus memegang lengan adiknya sambil menangis, walau terdapat memar di kepalanya juga. Keduanya diantar oleh orangtua mereka ke rumah sakit.

Si adik kemudian dilakukan pemeriksaan lengkap termasuk CT Scan kepala. Hasilnya menunjukkan adanya perdarahan otak yang minimal namun pembengkakan otak yang hebat di sisi kanan, sehingga kemudian saya menyarankan untuk dioperasi segera untuk pengangkatan darah dan memberikan ruang bagi otak yang bengkak. Orangtua setuju untuk dilakukan tindakan operasi. Kemudian saya menawarkan kepada si kakak untuk diperiksa lebih dalam dengan melakukan pemeriksaan CT Scan kepala. Namun si kakak menolak dan begitu pula dengan orangtuanya melihat kondisi kakaknya yang baik-baik saja.Surat penolakan tindakan diagnostik lebih lanjut pun ditandatangani oleh orangtua. Dalam kesempatan itu saya tetap memberikan edukasi agar si kakak perlu diobservasi dengan ketat setidaknya untuk 24 jam pertama pasca kecelakaan. Kembali orangtua memilih untuk membawa sang kakak pulang ke rumah. Si adik kemudian menjalani operasi bedah saraf. Operasi berjalan dengan baik dan kemudian pasca operasi dirawat di ruang rawat intensif. Kelihatannya perbaikan mulai terlihat dan sang adik mulai siuman.

Keesokan paginya, saat saya akan pulang ke rumah sehabis dinas malam, saya kembali mendapatkan panggilan dari unit gawat darurat yang menyatakan ada pasien yang mengalami trauma kepala kembali. Dikatakan pasien tersebut telah dilakukan CT Scan kepala oleh teman sejawat saya dari bagian neurologi/saraf, dan ditemukan ada perdarahan luas. Saya segera berlari ke unit gawat darurat dan alangkah terkejutnya saya menemukan pasien tersebut ternyata sang kakak yang mengalami kecelakaan semalam. Kondisinya amat buruk dan sudah dalam bantuan nafas dengan mesin. tidak terdapat tanda-tanda kehidupan sehingga saya terpaksa menyatakan telah terjadi kematian batang otak yang tidak mungkin bisa diobati walau dengan operasi sekalipun. Kedua orangtuanya menangis histeris namun sempat saya bertanya bagaimana kejadiannya. Orangtua bercerita bahwa malam sebelumnya, si kakak langsung ingin tidur setelah sampai di rumah. Tetapi hingga pagi, sang kakak tidak pernah bangun dan tidak dapat dibangunkan sehingga kemudian dilarikan ke rumah sakit. Hasil CT scan terdapat perdarahan epidural yang sangat luas dan dengan volume yang besar, yang telah menekan batang otak begitu hebat dan mengakibatkan kematian. Pada saat itu saya hanya dapat meminta maaf karena tidak ada hal lain yang bisa saya lakukan untuk membantu serta menyatakan jam kematian si kakak.

EDH pada CT Scan kepala

Dari cerita ini tampak bahwa si kakak yang pada awalnya tidak menunjukkan gejala apapun ternyata berakhir dengan kematian. Sedangkan si adik yang kondisi awalnya sangat berat kemudian mendapatkan pertolongan operatif sehingga dapat tertolong nyawanya. Perdarahan epidural dapat disebut sebagai “the silent killer” bila kita tidak waspada dan tidak cermat dalam mengantisipasi. Setiap trauma kepala seringan maupun seberat apapun harus mendapatkan pertolongan dan pemeriksaan yang optimal agar kematian dan kecacatan mungkin dapat dihindari.

285 tanggapan untuk ““Perdarahan Epidural” di dalam kepala…”the silent killer”…!!”

  1. halo dr andra.
    saya hanya ingin minta penjelasan.

    dulu saya SD pernah jatuh dari pohon trus pingsan. trus waktu saya SMA, saya jatuh dari motor dan pingsan juga. ditambah dengan benturan2 kecil yang tidak sengaja.

    menurut dokter.
    apakah ada pengaruh terhadap perkembangan otak?
    apakah ada pengaruh kejadian tersebut, bisa menyebabkan otak menjadi berkerut dan prilaku saya menjadi anak2.

    thx dok atas perhatiannya.
    sukses selalu dok
    🙂

  2. halo dr andra.
    saya mei. umur 23thun.
    saya ingin minta penjelasan.

    dulu saya SD pernah jatuh dari pohon trus pingsan. trus waktu saya SMA, saya jatuh dari motor dan pingsan juga. ditambah dengan benturan2 kecil yang tidak sengaja.

    menurut dokter.
    apakah ada pengaruh terhadap perkembangan otak?
    apakah ada pengaruh kejadian tersebut, bisa menyebabkan otak menjadi berkerut dan prilaku saya menjadi anak2.

    thx dok atas perhatiannya.
    sukses selalu dok
    🙂

    1. Ibu Fath Media yang terhormat
      Terima kasih sudah mengunjungi blog saya.

      Benturan atau trauma kepala yang berulang memang dapat menyebabkan kerusakan atau gangguan fungsi pada otak. Hal ini dikarenakan setiap kali otak mengalami trauma maka membran sel-sel otak dapat rusak dan selanjutnya akan membuka kaskade proses kerusakan yang terus berjalan. Selanjutnya hal ini akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada otak, termasuk pada fungsi kognitif, memori, afektif dan sebagainya.

      Otak merupakan organ yang paling penting yang merupakan pusat kontrol dari hampir seluruh fungsi tubuh kita. Selain itu otak adalah organ yang sangat lunak dan dilindungi oleh kerangka tulang kepala yang keras. Pada saat trauma atau benturan terjadi, otak akan bergerak dan mebentur bagian dalam tulang kepala sehingga dapat mengakibatkan kerusakan sel-sel otak. Sebisa mungkin dijaga agar tidak terjadi benturan pada kepala, apalagi hingga berulang kali.

      Saya ingin menanyakan, apa yang anda maksud dengan prilaku anda seperti anak-anak….? Apakah profesi anda sekarang….? Apakah kegiatan pendidikan anda terakhir…?

      Demikian dulu dari saya, semoga dapat membantu anda.
      Terima kasih.

      Hormat Saya

      Dr. M. Radhian Arief, SpBS (Dokter Andra)
      Dokter Spesialis Bedah Saraf (Neurosurgeon) / Endovascular Neurosurgeon
      Staf Medik FKUI
      CEO PT. ALTERLOBE INDONESIA (www.alterlobe.com)
      Konsultan Kesehatan dan Rumah Sakit pada PT. QUALEX CONSULTING / QINOVEX (www.qinovex.com)

      Email : dr.andra.bs@gmail.com
      Twitter : @dokter_andra

      Saya dapat ditemui di :
      1. RS. MEDISTRA Jakarta
      2. RS. ANTAM MEDIKA Jakarta
      3. RS. Jakarta Heart Center (JHC)
      4. RS. ISLAM PONDOK KOPI Jakarta
      5. RS. PUSAT KANKER NASIONAL DHARMAIS

  3. Pagi dr andra, saya inging tanya soal pendarahan otak.
    Sebelumnya saya pernah mengalami kecelakaan yg menyebabkan benturan dikepala. Saya sempet pingsan dan waktu sadar kepala sebelah kiri saya bengkak. Kemudian saya diCT scan. Dokter bilang ada pendarahan diotak saya, kebetulan rahang saya bergeser tapi dokter cuma menganjurkan untuk operasi rahang aja, dokter bilang pembengkakan dikepala saya sudah membaik setelah saya dirawat, tapi sekarang kepala saya sering pusing sama seperti waktu pertama saya kecelakaan. Itu gejala atau gimana iya dok?

    1. Ibu Retnaningtyas Yth

      Mohon maaf baru dapat membalas sekarang. Utamanya diakibatkan sering terjadi crash pada sistem wordpress ini, sehingga saat ini tim dokterandra.com sedang dalam proses untuk pindah platform demi kelancaran komunikasi dan aliran informasi.

      Gejala sakit kepala pasca trauma kepala masuk dalam kondisi yang disebut sindrom pasca trauma kepala. Sindrom ini berupa kumpulan gejala yang umumnya dialami oleh orang-orang pasca mengalami trauma kepala. Gejala diantaranya adalah sakit kepala, mual, gangguan keseimbangan atau sempoyongan, rasa kesemutan hingga kejang. Gejala-gejala ini dapat menunjukkan suatu kerusakan jaringan otak yang sedang dalam fase pemulihan namun belum sempurna. Atau dapat juga merupakan petanda adanya kelainan lain atau gangguan lainnya. Bila gejala sakit kepala yang anda alami itu berlangsung dalam waktu yang lama, atau semakin memberat, baik intesitas maupun frekuensinya, maka harus dicurigai kemungkinan kerusakan pada jaringan otak masih berlangsung akibat benturan atau adanya kelainan/ penyakit lainnya. Bila itu terjadi, maka sebaiknya anda memeriksakan diri kembali. Bila perlu dilakukan pemeriksaan CT Scan atau MRI kepala kontrol, untuk memastikan proses penyembuhan jaringan otaknya.

      Bagaimana keadaan anda sekarang?

      Demikian dari saya, semoga dapat membantu anda.
      Terima kasih.
      dr. M. Radhian Arief, Sp. BS (dokter Andra)
      Spesialis Bedah Saraf – Ahli Neuro Endovaskular

      saya dapat ditemui dengan perjanjian di
      1. RS. Medistra
      2. RS. Jantung Jakarta (Jakarta Heart Center)
      3. RS. Kanker Dharmais
      4. RS. Antam Medika
      5. RS. Jakarta

  4. Dokter Andra Yth.
    Sblmnya sy sdh 2x bertanya,ttp pertanyaan sy yg ke 2 (24 Sept 2013), sampe skrg blm terjawab,atau mungkin dijwb lwt email. Berhub email sy tdk bs dibuka, mhn kesediaan dr u menjwb lwt blog ini sj. Trmksh.

    1. Ibu Anni yang terhormat

      Saya sudah memberikan balasan terhadap pertanyaan ibu.
      Semoga dapat membantu ibu ya.

      Terima kasih

      Hormat Saya

      Dr. M. Radhian Arief, SpBS (Dokter Andra)
      Dokter Spesialis Bedah Saraf (Neurosurgeon) / Neuro-Intervensi (Endovascular Neurosurgeon)
      Staf Pengajar dan Medik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)
      CEO PT. ALTERLOBE INDONESIA (www.alterlobe.com)
      Konsultan Pelayanan Kesehatan dan Rumah Sakit pada PT. QUALEX CONSULTING / QINOVEX (www.qinovex.com)

      Email : dr.andra.bs@gmail.com
      Twitter : @dokter_andra

      Saya dapat ditemui di :
      1. RS. MEDISTRA Jakarta
      2. RS. ANTAM MEDIKA Jakarta
      3. RS. JAKARTA HEART CENTER (JHC)
      4. RS. ISLAM PONDOK KOPI Jakarta
      5. RS. Pusat Kanker Nasional DHARMAIS

  5. Halo Dokter Andra. Saya ingin bertanya. Jika seseorang mengalami kecelakaan, kemudian tidak terdapat apa-apa yg mebahayakan. Adakah kemungkinan beberapa hari/minggu/bulan kemudian si penderita ternyata mengalami trauma otak? Dan apakah bisa sampai mengakibatkan kematian?
    Mohon jawabannya.

    1. Naya yang terhormat
      Terima kasih sudah mengunjungi blog saya.

      Jawabannya adalah bisa terjadi. Kerusakan otak akibat trauma kepala atau trauma otak dapat timbul secara akut (tiba-tiba atau spontan) dan dapat pula berjalan secara progresif. Kerusakan yang terjadi seketika pada waktu trauma terjadi disebut dengan “kerusakan primer”, misalnya berupa perdaraham akut, robekan otak atau memar otak akibat benturan. Namun hal itu tidak berhenti distu saja, karena kerusakan di otak akan bertambah dan semakin berat secara progresif dengan berjalannya waktu dan hal ini disebut dengan “kerusakan sekunder”. Kerusakan sekunder disebabkan oleh sel-sel otak yang mengalami kerusakan akan pecah dan mengeluarkan zat-zat kimia yang akan merusak sel-sel otak sehat di sekitarnya. Bentuk kerusakan sekunder otak yang utama adalah pembengkakan otak.

      Kerusakan sekunder otak biasanya selalu lebih berat daripada kerusakan primer. Oleh karena itu segala upaya medis dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan sekunder ini. Kematian biasanya disebabkan oleh kerusakan sekunder, dimana otak yang bengkak kemudian menekan batang otak (pusat hidup manusia).

      Demikian dulu dari saya, semoga dapat membantu anda.
      Terima kasih

      Hormat Saya

      Dr. M. Radhian Arief, SpBS (Dokter Andra)
      Neurosurgeon / Endovascular Neurosurgeon
      Staf Medik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Jakarta
      Email : dr.andra.bs@gmail.com
      Twitter : @dokter_andra

      Saya dapat ditemui di :
      1. RS. MEDISTRA Jakarta
      2. RS. Jakarta Heart Center (JHC) Jakarta
      3. RS. ANTAM MEDIKA Jakarta
      4. RS. Islam Pondok Kopi Jakarta
      5. RS. DHARMAIS Jakarta

  6. Dokter saya mau tanya,kaka saya mengalami koma sudah 4 hari,ada pendarahan otak,tekanan darah turun naik antara 165 sampai 179,detak jantung normal,kira kira apakah bisa dok sembuh total tanpa operasi?dan kira kira sadar dari koma kapan yaa?karena hingga saat ini masih koma,kemungkinan sembuhnya berapa persen dok?jawaban sgt ditunggu,oya dok posisi saya ada di cirebon,trimakasih

    1. Ibu Lia yang terhormat
      Terima kasih sudah mengunjungi blog saya.

      Apakah kakak ibu sudah dikunjungi dan dilihat oleh dokter bedah saraf disana….??
      Seorang dokter bedah saraf dapat menentukan apakah suatu kasus perdarahan otak memerlukan operasi atau tidak. Bila memang terindikasi operasi maka operasi harus dilakukan sebagai usaha untuk menyelamatkan nyawa kakak anda.

      Tekanan darah masih agak tinggi menurut saya, hal ini bisa merupakan penyakit tekanan darah tinggi yang kakak anda alami atau bisa juga petanda dari tubuh yang menunjukkan bahwa adanya tekanan yang tinggi di dalam kepala akibat perdarahan otak tersebut.

      Koma adalah tingkat kesadaran yang terendah dan hal ini menunjukkan arah prognosa yang kurang baik. Kita tidak dapat menentukan kapan seseorang sadar dari koma karena setiap orang bisa berbeda-beda.

      Apakah saya dapat dikirimkan atau di email kan CT Scan kepala kakak anda agar saya dapat menilai perdarahan otaknya…?? Mohon diemailkan ke : dr.andra.bs@gmail.com

      Demikian dulu dari saya, semoga dapat membantu anda.
      Terima kasih.

      Demikian dulu dari saya, semoga dapat membantu anda.
      Terima kasih

      Hormat Saya

      Dr. M. Radhian Arief, SpBS (Dokter Andra)
      Neurosurgeon / Endovascular Neurosurgeon
      Staf Medik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Jakarta
      Email : dr.andra.bs@gmail.com
      Twitter : @dokter_andra

      Saya dapat ditemui di :
      1. RS. MEDISTRA Jakarta
      2. RS. Jakarta Heart Center (JHC) Jakarta
      3. RS. ANTAM MEDIKA Jakarta
      4. RS. Islam Pondok Kopi Jakarta
      5. RS. DHARMAIS Jakarta
      6. RS. PELNI Jakarta

  7. Selamat malam dokter andra
    Saya jesika, saya ingin bertanya .
    Kaka saya pernah dapat pukulan keras dari orang tua saya sekitar 5 tahun yang lalu dan pukulan keras itu sempat saya pegang kepala nya lembek banget seperti pepaya masak yang jatuh dari pohon . Berat badannya sudah menurun drastis . Dan ada juga tanda2 yang kurang wajar yang mulai terlihat. Saya ingin tanya apakah besar kemungkinan kalo kaka saya ini sudah mengalami gangguan kejiwaan atau bagaimana. Dan apakah dengan tindakan operasi bisa sembuh jika bisa berapa persen tingkat kesembuhannya. Terimah kasih dokter andra sebelumnya .

    1. Jesika yang terhormat
      Terima kasih sudah mengunjungi blog saya.

      Sebelumnya saya ingin bertanya, pukulan keras bagaimana yang terjadi…?? Apakah dipukul dengan alat tertentu…??

      Pukulan yang keras pada kepala dapat mengekibatkan kerusakan otak yang berat. Rasa lembek pada perabaan kepala yang Jesika rasakan itu menunjukkan adanya perdarahan yang cukup banyak di bawah kulit kepala. Ini saja sudah menunjukkan bahwa pukulan pada kepala tidak ringan.

      Pukulan yang berat pada kepala juga dapat mengakibatkan kerusakan dan gangguan fungsi dari otak. Gangguan yang terjadi bisa apa saja tergantung bagian otak yang mengalami kerusakan.

      Gangguan kejiwaan mungkin saja terjadi akibat benturan pada otak karena ada bagian otak yang berfungsi mengatur kepribadian dan agresifitas seseorang.

      Tindakan operasi dilakukan bila ada indikasi yang benar dan kuat. Sebaiknya sebelum diputuskan operasi, kita harus memeriksa dulu kondisi otak kakak anda. Mungkin dengan pemeriksaan CT Scan kepala atau MRI kepala harus dilakukan.

      Tingkat kesembuhan baru bisa dipastikan setelah mengetahui kondisi otak kakak anda dengan pasti.

      Terima kasih

  8. Selamat mlm dr. Andra, sy selvi mahasiswa dslah satu univ di malang,
    Dok, setahun lalu sy pernah jatuh dan kepala sy membentur lantai kmdian sy pingsan, stlah sy mlkkukan ct scan, hsilnya ada fraktur dibag.tulang temporal (S) dan ada pembekuan drah dstu,sy juga di dx ada sinusitis maxilaris, sy sering muntah” dan mngeluarkan drah dri hdung brwrna hitam kental, tetapi sy hnya diberi terapi pngobatan untuk pnghlang rasa sakit tnpa diberi arahan untk kontrol lebih lnjut..
    Skrg sy lbih susah untuk mengingat n mndpt kosntrasi, sy juga lbih sering lupa dok, sy sering mngalami nyeri kpala yg mncekam pd bag.pasca jatuh dikpala, nyeri leher dan sesak nafas ktika tulang bag.scapula sy trtasa trtekan
    Mnurut dkter, sy knapa ya dok? Sy harus bgaimana? Dan bagamna kndisi sy skrg dok?
    Trimkasih ya dok..

    1. Selvi yang terhormat
      Terima kasih sudah mengunjungi blog saya.

      Kemungkinan akibat jatuh yang anda alami itu mempengaruhi fungsi di otak anda. Akibat benturan bukan hanya perdarahan yang terjadi tetapi juga memar pada jaringan otak anda.

      Keluhan yang anda alami sekarang adalah kumpulan gejala yang disebut dengan “Sindrom pasca trauma kepala”. Gejalanya bisa bervariasi dan cukup banyak. Lama gejala-gejala ini muncul juga bervariasi dari hitungan minggu hingga tahun.

      Menurut saya yang anda harus lakukan adalah memastikan lagi bahwa saat ini tidak ada lagi gangguan yang masih aktif di otak anda. Pemeriksaan CT Scan kepala kontrol mungkin perlu dilakukan. Pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejala yang anda alami juga mungkin perlu. Sembari pemberian obat-obatan, proses adaptasi juga harus dilakukan. Anda harus tetap beraktifitas seperti normalnya sehingga lama kelamaan keluhan yang anda rasakan akan semakin berkurang.

      Terima kasih

Tinggalkan Balasan ke dokterandra Batalkan balasan