Tumor otak…..akhir segalanya…..??

Tumor atau kanker selalu dikaitkan dengan penyakit yang mematikan, sehingga membuat penderitanya putus asa dan kehilangan semangat hidup. Apalagi bila tumor tersebut terletak di otak, dimana sering dikatakan sebagai penyakit terberat dan tidak mungkin disembuhkan. Hal ini merupakan paradigma yang salah dalam masyarakat di Indonesia. Data dari RSCM Jakarta menunjukkan bahwa sekitar 80% tumor otak adalah meningioma, tumor otak yang sifatnya jinak. Dengan teknik operasi bedah saraf yang baik, didukung dengan peralatan yang cukup, maka operasi bertujuan untuk kuratif atau kesembuhan total. Bila dideteksi dini dan segera ditatalaksana, penderita tidak perlu menjalani terapi lainnya setelah operasi dan dapat melanjutkan kehidupan produktifitas yang baik seperti orang normal biasa. Jadi, dapat dikatakan tumor otak tidak mengalahkan superioritas penyakit penyebab kematian seperti stroke atau serangan jantung.

2 tanggapan untuk “Tumor otak…..akhir segalanya…..??”

  1. Assalamualaikum dok…

    Melihat judul artikel di atas, seperti itulah perasaan saya sebulan yang lalu. Anak saya laki-laki, umur 3 tahun 9 bulan, divonis ada tumor di otak dari hasil CT scan kepala di RS swasta di Pekanbaru. Pikiran saya dan istri sangat kalut saat itu, tumor otak sangat mengerikan, terbayang berapa lama putera kami akan bertahan hidup dengan kondisi ini. Gejalanya waktu itu anak kami muntah-muntah dan sakit kepala berat selama 3 hari, dari konsultasi dengan dokter anak disarankan untuk dibawa ke dokter specialist saraf karena gejalanya tidak biasa seperti penyakit anak pada umumnya.

    Saat itu kami putuskan untuk dibawa ke salah satu RS di Melaka untuk mencari second opinion dan penanganan terbaik, hasil MRI Brain di RS ini disebutkan bahwa:

    Findings:
    – Heterogenously enhaching posterior fossa mass in midline; most likely from vermis measuring 3.3 x 3.3 x 3.8 cms (AP/trans/longi).
    – There is extensive mass effect onto adjacent 4th ventricle, basal cistern and brainstem.
    – Basal cistern and 4th ventricle are effaced.
    – The 3rd and lateral ventricles are grossly dilated with periventricular seepage of CSF bilaterally consistent with acute hydrocephalus.
    – No midline shift
    – dan banyak lagi findings-nya.
    Conclusion: features are highly suggestive of Medulloblastoma with obstructive hydrocephalus.

    Dokter bedah saraf memutuskan untuk dilakukan tindakan operasi pengangkatan tumor dan pemasangan VP shunt untuk mengeluarkan CSF dari kepala ke luar tubuh sementara selama masa perawatan. Alhamdulillah…puji syukur atas kehendak dan pertolongan Allah SWT, operasi berjalan lancar, anak kami masuk ICU 1 hari dan di ruang perawatan selama 7 hari. Anak kami sekarang sudah sehat dan sudah bisa bermain dengan normal, namun terkadang emosinya labil, mudah marah/ngambek dan mudah menangis kalo keinginannya tidak terpenuhi, jadi butuh kesabaran extra untuk mengawasi setiap aktivitasnya sehari-hari.

    Hasil dari hyspathology disebutkan bahwa:
    Interpretation: Brain tumour compatible with ependymoma, WHO grade II.

    Mohon dapat dijelaskan dok, apa itu ependymoma? WHO grade II apakah termasuk tumor jinak atau ganas?
    Dalam 2 minggu ini, ada bengkak di bekas jahitan operasi di bagian belakang kepala dan setiap pagi setelah bangun tidur anak saya pasti mual mau muntah, terkadang juga merasakan pusing, apakah ini normal pasca craniotomy and excision of tumor?

    Terima kasih atas perhatiannya dok.
    Semoga dokter dan keluarga selalu dalam lindungan Allah, terus memberi pemahaman dan pertolongan kepada masyarakat awam tentang otak dan segala permasalahannya, sukses terus ya dok…

    1. Bapak Fitrah Yth.

      Waalaikum salam.

      Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Saya ingin menyampaikan permintaan maaf baru sempat membalas pertanyaan bapak.

      Sebelumnya saya ingin bertanya, Bagaimana kondisi anak anda sekarang?

      Berdasarkan cerita bapak, anak bapak mengalamai tumor di daerah otak kecil yang mengakibatkan sumbatan aliran cairan otak (hidrosefalus). Tumor otak kecil sering sekali terjadi pada anak-anak dengan jenis tumor tersering adalah Astrositoma atau Medulobalastoma. Jenis tumor anak anda yaitu Ependymoma, memberikan prognosa yang lebih baik dibandingkan Meduloblastoma atau Astrositoma.

      Ependymoma adalah tumor yang termasuk golongan Glioma (tumor dari sel-sel penunjang saraf otak). Ependymoma berasal dari kata Ependym, yaitu sel-sel penunjang saraf otak yang terletak dan membentuk dinding rongga cairan otak (ventrikel). Berdasarkan epidemiologi, tumor ini paling sering berada di sekitar ventrikel IV, didepan otak kecil. Ependymoma ini umumnya, memiliki tingkat keganasan lebih rendah dibandingkan Meduloblastoma dan Astrositoma. Namun, beberapa jenis Ependymoma juga termasuk agresif. Untuk Ependymoma WHO grade II berarti memiliki agresifitas sedang.

      Coba, konsultasikan hasil mendetail PA tumor anak anda dengan dokter disana. Walaupun terapi untuk Ependymoma adalah operasi saja, tetapi untuk Ependymoma yang cenderung ganas, mungkin diperlukan tambahan terapi radiasi. Pengalaman saya, untuk Ependymoma yang cenderung ganas, sangat sensistif terhadap sinar. Satu hal yang perlu diperhatikan, bahwa ada kemungkinan sel-sel tumor yang masih tersisa di otak (walau dalam jumlah sangat sedikit), mampu menyebar ke bagian otak lain atau ke saraf tulang belakang mengikuti aliran cairan otak. Sehingga, dapat terjadi rekurensi.

      Kejadian pembengkakan luka operasi disertai gejala muntah-muntah saat anak anda bangun tidur, sangat khas dengan penumpukan cairan otak kembali (hidrosefalus), namun sebagian besar cairan otak tersebut keluar mengalir dan menumpuk di bawah kulit bekas luka operasi. Penumpukan cairan ini, selain mengakibatkan peningkatan dalam rongga kepala, juga memberikan penekanan pada otak kecil dan sekaligus batang otak. Hal ini akan mengakibatkan rasa sakit kepala, terrangsangnya pusat muntah pada anak anda.

      Ini merupakan kondisi yang HARUS SEGERA ditatalaksana!

      Segera kembali ke dokter anda, pastikan selang VP shunt berfungsi atau tidak. Saya rasa, pada anak anda, selang VP-shunt tidak berfungsi dengan baik. Sehingga perlu dilakukan revisi VP Shunt.

      Pada beberapa kasus, daerah bekas tumor yang sudah dioperasi terisi oleh cairan yang menumpuk. Cairan ini bisa merupakan cairan otak yang terhambat keluar, atau cairan yang diproduksi sendiri oleh si sel tumor. Oleh karena itu, saya menyarankan dilakukan pula CT Scan atau MRI kepala kontrol (pasca-operasi) untuk mengkonfirmasi hal tersebut.

      Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat. Terima kasih.

      Hormat saya,
      dr. M. Radhian Arief, Sp.BS (dokter andra)
      Neurosurgeon
      staf medik FKUI

      email: dr.andra.bs@gmail.com
      twitter: @dokter_andra

      saya dapat ditemui dengan perjanjian di
      1. RS Medistra, Jakarta
      2. RS Antammedika, Jakarta
      3. RS Jakarta Heart Center
      4. RS Islam Pondok Kopi
      5. RS Kanker Dharmais, Jakarta

Tinggalkan Balasan ke Fitrah Batalkan balasan