Arsip Tag: obesitas

Kenalilah tanda-tanda serangan stroke

Serangan stroke dapat datang dengan berbagai gejala dan dengan intensitas yang berbeda-beda. Serangan mulai dari yang ringan dan tidak kentara hingga terberat yang membuat keluarga panik dan segera mencari pertolongan ke rumah sakit. Namun ternyata kebanyakan serangan stroke dimulai dengan yang ringan. Serangan ini dapat bersifat sementara yang kemudian hilang. Namun serangan dapat berjalan terus, memberat secara progresif hingga bersifat fatal. Keterlambatan mencari pertolongan mengakibatkan maut yang tidak dapat dicegah atau diobati.

Pasien-pasien yang saya terima dengan serangan stroke umumnya datang beberapa jam atau beberapa hari setelah serangan stroke mulai muncul. Ketidaktahuan dan ketidakpedulian terhadap gejala ringan menyebabkan mereka tidak segera mencari pertolongan. Alhasil, pada keadaan yang sudah lebih lanjut, pertolongan yang diberikan tidak akan memberikan hasil yang memuaskan.

Sebuah cerita pengalaman tentang pasien yang pernah mengalami stroke namun gagal untuk ditolong akan saya paparkan. Seorang wanita mengeluh kesulitan bangun dari sujud saat sedang sembahyang karena merasa lemah pada tangan kanannya. Memang sudah sejak beberapa hari dia merasakan sakit kepala yang hilang timbul, tetapi merasa lebih enak dengan mengkonsumsi obat sakit kepala. Sang wanita kemudian menyampaikan keadaannya ini kepada tetangganya yang adalah seorang dokter bedah saraf. Dokter bedah saraf tersebut kemudian menyarankan untuk ke rumah sakit dan dilakukan beberapa pemeriksaan termasuk pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan pencitraan. Namun wanita tersebut beserta keluarganya menginginkan hanya untuk diberikan obat dan istirahat di rumah serta menolak untuk ke rumah sakit. Sekitar 3 jam kemudian, diketahui wanita tersebut tidak sadarkan diri dan keluarganya yang panik kemudian segera melarikannya ke rumah sakit. Dilakukan pemeriksaan CT Scan kepala emergensi dan ditemukan adanya perdarahan luas karena stroke. Usaha pertolongan yang diberikan tidak berhasil dan sudah terlambat. Wanita tersebut kemudian menghembuskan nafas terakhirnya 1 jam setelah sampai di rumah sakit.

Bayangkan bahwa dalam waktu kurang dari 6 jam, seorang wanita yang masih sadar penuh, dapat berjalan dan berbicara kemudian meninggalkan dunia ini. Begitulah yang dapat terjadi pada serangan stroke. Penyesalan terbesar datang dari keluarga yang tidak segera mencari pertolongan. Penyesalan juga dirasakan dokter bedah saraf tetangganya yang tidak lebih agresif untuk menyuruh pasien dan keluarganya ke rumah sakit. Jika saja pasien lebih cepat didiagnosa maka dokter bedah saraf kemungkinan dapat memberikan pertolongan dengan hasil yang lebih baik.

Secara singkat, beberapa hal bisa diperhatikan untuk mengenali tanda-tanda stroke. Berikut ini adalah tanda-tanda serangan stroke yang dapat datang satu per satu atau secara bersamaan, yatu :

1. Pasien dianjurkan untuk tersenyum atau nyengir dan kemudian perhatikan sudut bibir pasien. Kemiringan atau ketidaksimetrisan sudut bibir erupakan pertanda adanya serangan stroke.

2. Pasien disuruh untuk berbicara dan menyebutkan kata-kata dalam kalimat. Bila pasien kesulitan menyebutkan atau terdengar pelo, maka serangan stroke dapat dicurigai.

3. Pasien disuruh untuk mengangkat kedua lengannya, perhatikan bila ada kelemahan pada salah satunya maka serangan stroke mungkin sudah terjadi. Hal ini juga berlaku dengan kelemahan pada tungkai pasien.

4. Pasien-pasien yang tiba-tiba menjadi sulit untuk mengingat, disorientasi tempat, waktu dan diri, maka ada kemungkinan serangan stroke terjadi. Walau hal ini juga sering terjadi pada orang-orang usia lanjut yang mulai mengalami kepikunan.

5. Pasien-pasien dengan faktor resiko stroke, akan lebih rentan mengalami stroke, sehingga bila gejala-gejala yang disebutkan di atas muncul maka harus lebih agresif mencari pertolongan medis. Faktor-faktor resiko stroke di antaranya seperti : tekanan darah tinggi, penyakit gula, merokok, usia lanjut, kegemukan (obesitas), gangguan kolesterol dan pasien-pasien dengan kecenderungan emosi tinggi.

Bila anda atau keluarga anda menemukan gejala-gejala di atas, saya menyarankan untuk segera mencari pertolongan sebelum gejala lebih berat muncul, seperti penurunan kesadaran, kejang dan lain-lain. Pada keadaan yang lebih dini maka dokter bedah saraf dapat memberikan bantuan yang memungkinkan untuk memberikan hasil yang lebih baik dan memuaskan.

Pusat kenyang dan pusat lapar di otak kita….

Salah satu masalah yang banyak dialami oleh manusia adalah kegemukan dan berat badan berlebih atau istilah dalam dunia kedokteran adalah obesitas. Di jaman sekarang ini, semakin banyak faktor resiko yang mengakibatkan berat badan berlebih atau kegemukan. Makanan cepat saji, makanan manis-manis, makanan yang tidak sehat ditambah dengan pola hidup yang tidak sehat seperti malas berolah raga dan tidur tidak teratur semuanya akan mengakibatkan obesitas.

Resiko dari obesitas juga sangat banyak. Penyakit gula darah atau diabetes melitus (DM), penyakit jantung dan penyakit stroke merupakan resiko komplikasi dari obesitas tersebut. Kemudian untuk usia yang lebih muda, kegemukan sering dikaitkan dengan masalah penampilan diri dimana beberapa orang menjadi tidak percaya diri karena berat badan berlebih. Sikap menyendiri dan tidak bergaul akan menjadi pelariannya. Belum lagi masalah anak muda yang akan sulit mencari busana yang cocok.

Melihat banyak kerugiannya, sebagian besar orang terus menerus mencari cara untuk mengatasi masalah kegemukan ini. Harapan solusi cepat dan mudah selalu diinginkan. Bagi banyak orang, berolah raga dan diet tidak mudah dan seringkali gagal setelah dicoba. Selain itu, masalah waktu yang terbatas sehingga tidak punya kesempatan untuk berolahraga atau menjaga pola hidup sehat.

Salah satu cara cepat yang suka dipilih adalah dengan sedot lemak atau sering disebut “luposuction”. Tindakan mengisap lemak dari dalam tubuh atau lemak di bawah kulit merupakan usaha yang banyak dilakukan saat ini. Selain itu prosedur “gastric bypass” juga menjadi pilihan dimana sebagian usus penyerapan di dalam tubuh diambil dengan tujuan mengurangi penyerapan makanan. Namun, kedua prosedur ini tidak bebas dari komplikasi. Kemungkinan terjadinya ketidakseimbangan gizi, elektrolit bahkan hingga perdarahan pasca tindakan dapat terjadi, walau mungkin di tangan yang ahli hal ini jarang terjadi.

Cara lain yang berkembang adalah dengan hipnotis dimana pikiran kita dipengaruhi untuk menciptakan rasa kenyang dan mencegah rasa lapar walau hanya mengkonsumsi sedikit makanan. Bahkan ada yang mengatakan bisa membuat kita merasa mual setelah makan sedikit saja, sehingga mencegah untuk makan lebih banyak.

Sebenarnya rasa lapar dan rasa kenyang itu diatur oleh otak, berada pada suatu organ kecil di otak yang disebut dengan “hipotalamus”. Rasa lapar dan kenyang kita diatur berdasarkan informasi keadaan kecukupan zat makanan di dalam tubuh kita. Pada saat tubuh kita kekurangan zat gula maka pusat otak untuk rasa lapar akan terangsang. Begitu juga sebaliknya bila tubuh kita dalam keadaan kecukupan zat gula, maka pusat kenyang di otak akan terstimulasi. Beda ambang rangsang di pusat otak inilah yang menyebabkan perbedaan banyaknya makan setiap orang. Selain itu rangsangan bau makanan serta “gambar” makanan yang tercipta dari visualisasi mata akan menyebabkan rangsangan pusat lapar lebih banyak. Ditambah lagi memori otak yang menyimpan tentang enaknya rasa makanan juga akan merangsang pusat lapar otak.

Hal diatas kemudian menjadi pertimbangan bagi para ahli khususnya ahli bedah saraf tentang kemungkinan mengatur pusat lapar di otak. Pengetahuan dan penelitian sudah membuktikan bahwa bila pusat lapar dirangsang maka kita akan merasa lapar dan bila pusat kenyang dirangsang maka kita  akan merasa kenyang pula. Oleh sebab itu saat ini sedang dikembangkan cara untuk merangsang pusat lapar dan kenyang otak yang baik dan tepat. Pusat-pusat kontrol ini sangat kecil dan terletak di antara pusat-pusat pengatur lainnya. Salah rangsang maka akibatnya bisa tidak baik atau bahkan fatal. Teknik-teknik stereotaktik dan ablasi dengan radiofrekuensi terus dikembangkan oleh ahli bedah saraf untuk bisa menyelesaikan masalah obesitas ini. Besarnya rangsangan juga terus diteliti agar didapatkan angka yang paling tepat untuk masing-masing orang.

Di akhir cerita, menurut saya tetap yang terbaik adalah pola hidup sehat. Walau keadaan jaman dan lingkungan tidak mendukung, kita harus tetap berusaha menjaga kesehatan fisik dan jiwa. Sebagai harapan saya, semoga perkembangan pengetahuan dan teknik mengatur pusat lapar dan kenyang ini semakin baik sehingga dapat membantu banyak orang dengan masalah obesitas. Ayo maju terus bedah saraf dunia.