Abses atau dalam bahasa awam adalah kumpulan nanah pada suatu jaringan di dalam tubuh sering ditemukan di negara kita ini yang terkenal dengan polusi dan pola hidup yang tidak bersih dan tidak teratur. Abses atau nanah dapat ditemukan hampir di seluruh bagian tubuh, mulai dari kulit di bagian luar hingga organ di dalam tubuh. Tubuh manusia yang sebenarnya memiliki sistem pertahanan yang cukup kuat terhadap berbagai kuman yang beresiko masuk dan menginfeksi tampaknya sudah mulai kalah dengan kekuatan-kekuatan kuman tersebut. Sepertinya dengan berbagai faktor eksternal yang diakibatkan perbuatan manusia yang bersifat merusak alam ini telah memberikan kemampuan mutasi dari kuman-kuman tersebut untuk menjadi lebih kompleks dan lebih tinggi daya tahannya. Sejauh manapun dunia medis mencari obat untuk membunuh kuman-kuman ini namun tetap saja akan muncul spesies kuman baru yang lebih kuat.
Penyebab lain dari mudahnya kuman masuk adalah lemahnya atau hilangnya daya tahan dan sistem pertahanan tubuh manusia itu sendiri. Penyebabnya bisa berbagai hal, mulai dari faktor psikis, kekurangan gizi hingga penyakit pembunuh seperti HIV/AIDS. Kesemuanya akan meningkatkan resiko infeksi dan kejadian abses juga akan meningkat.
Otak yang terletak di dalam tempurung kepala memiliki pertahanan atau daya imunitas terkuat di dalam tubuh dari invasi dan infeksi berbagai kuman. Tulang kepala yang kompleks, sistem pembuluh darah yang menabjubkan serta adanya selaput pembungkus otak merupakan bagian terbesar dari sistem pertahanan otak yang pertama dan utama. Bila infeksi sudah berhasil masuk ke dalam otak maka kemungkinan besar infeksi juga sudah berhasil memasuki sistem organ yang lainnya.
Namun akhir-akhir ini, banyak pasien yang datang kepada saya dengan penemuan adanya abses atau nanah di dalam otak dengan keadaan bagian tubuh lainnya relatif sehat dan stabil. Pasien-pasien ini datang dengan gejala atau keluhan yang berhubungan dengan gangguan pada otak namun tidak mengeluh adanya gangguan lain di tubuhnya termasuk infeksi kuman di organ lainnya. Tentunya akan memberikan pertanyaan bagi kita, mengapa otak yang memiliki sistem pertahanan terkuat di dalam tubuh mengalami infeksi kuman (abses) tetapi bagian tubuh lainnya dalam keadaan sehat…?? Apakah imuntas otak semakin lama semakin berkurang…??
Jawabannya adalah karena ternyata kuman menemukan “jalan-jalan rahasia” sebagai akses langsung menuju ruang otak. Dasar tulang tengkorak memiliki banyak lubang-lubang kecil tempat keluar-masuknya saraf-saraf dan pembuluh darah otak. Lubang-lubang ini akan digunakan oleh kuman untuk masuk ke ruang otak. Infeksi-infeksi pada daerah wajah seperti infeksi daerah mulut, gigi, rongga hidung dan infeksi pada telinga merupakan sumber-sumber utama tempat asal kuman yang menyerang otak. Pasien-pasien dengan infeksi tersebut akan rentan untuk mengalami infeksi otak bila tidak diobati dengan tepat. Pasien-pasien dengan riwayat trauma kepala dimana terjadi keretakan pada tulang kepala serta kerusakan selaput otak akan memudahkan kuman masuk secara langsung melalui daerah trauma tersebut. Sehingga banyak pasien pasca trauma kepala kemudian akan mengalami infeksi dan/atau abses pada otak.
Pasien-pasien dengan abses otak harus dilakukan terapi dengan benar untuk menghentikan infeksi kuman sekaligus memastikan kesembuhan. Jumlah nanah yang terlalu besar perlu dilakukan tindakan operasi untuk membuang nanah tersebut. Pemasangan selang drainase ke dalam otak kadang perlu dilakukan hingga seluruh nanah dikeluarkan. Pengobatan atau pembuangan infeksi asal dari gigi, telinga dan lain-lain juga harus dilakukan karena tanpa mengobati sumber asalnya, bukan tidak mungkin abses otak akan terjadi lagi. Selain itu, pemberian antibiotik untuk abses otak harus dalam dosis yang lebih besar, durasi yang lebih lama serta dengan kombinasi yang sesuai dengan kuman yang ditemukan di nanah yang diambil. Biasanya, antibiotik diberikan selama 6 sampai 8 minggu dengan suntikan dan kemudian dilanjutkan dengan antibiotik oral selama 1 sampai 2 minggu. Untuk pasien-pasien dengan sistem imunitas terganggu seperti pada HIV/AIDS maka terapi peningkatan sistem imunitas juga perlu diberikan.
Pasien dengan abses otak tanpa ada penyakit lainnya yang mengganggu sistem imunitas tubuh umumnya memiliki prognosis kesembuhan yang cukup baik bila diterapi dengan benar. Tindakan operasi diperlukan untuk membuang nanah dan mencari tahu jenis kuman yang menginfeksi sebagai pedoman pemberian terapi antibiotik selanjutnya.

dok,maaf mengganggu sblmnya.saya punya anak laki2 usia setahun yg pada umur 11 bln melakukan operasi vp shunt krn hidrosefalus obstruktif.awalnya umur 10 bln saya mencurigai penurunan tmbh kembang anak sy yg awalny sdh bs berguling2 jd diam saja.pada usia 7bln anak sy panas tinggi tidak kejang,tp muntah2 dan tdk masuk asi.dr sana perkembangannya mulai menurun.dkter meminta anak sy tes torch dgn hsl semua normal,kecuali igg cmv 420.2 dan igm nya 4.2 .setelah itu dktr meminta mri dan ditemukan adany
adanya hidrosefalus dan massa pada brainstem seukuran 3.1×4 .stlh operasi anak sy kejang sekali selama 1setengah menit dan panas tinggi. tp lambat laun kondisinya mulai membaik.anak sy bahkan jd bisa tengkurap dan berguling serta mengangkat kplnya.kaki dan tgnnya yg semula spastik kini hanya tinggal kaki kanan yg spastik itupun ringan.hasil eegnya nrmal hanya lemah dan skg anak sy sdg menjalani fisioterapi.hsl mri stlh operasi tumor itu mengecil 2.4×4 .ditemukan adanya pembesaran pembuluh darah
vena.dan hsl mra nya adanya peningkatan kolin yg abnormal dan massa pd brainstem cenderung glioma.yg ingin saya tanyakan dok,apakah glioma itu ganas atau tidak?mengapa massa bs mengecil pdhl dktr bedah saraf ank sy tdk melakukan apa2 trhdp massa tsb.apakah itu hanya abses akibat cmv?anak sy stlh dioperasi melakukan tes torch dan hslnya igg cmv 62 dan igm 1.4 apakah masih perlu obt antivirus cmv?mengapa ada pembesaran pembuluh darah dan aktivitas kolin yg abnormal, apakah itu berbahaya. terima kasi
Ibu Dea yang terhormat
Terima kasih sudah mengunjungi blog saya dan menulis kepada saya.
Kasus yang anak anda alami memang kompleks, dan jujur, setelah saya membaca tulisan ibu, saya tidak bisa mengetahui apakah massa di brain stem itu tumor atau infeksi. Saya sangat mngharapkan bila ibu dapat mengirimka saya gambar MRI dan MRA serta MRS anak ibu kepada saya via email (ke dr.andra.bs@gmail.com) agar saya dapat melihat sendiri dengan mata saya gambaran massa di brain stem tersebut. Walau tidak mudah namun dengan MRI biasanya kita dapat menduga ke arah mana massa tersebut jenisnya, apakah tumor atau infeksi.
Saya perhatikan bahwa titer infeksi untuk CMV pada anak ibu awalnya memang tinggi. Saya rasa infeksi tersebut juga yang mengakibatkan munculnya hidrosefalus pada anak ibu. Dari cerita ibu, saya menyimpulkan bahwa tindakan operasi yang dilakukan terhadap anak ibu hanya pemasangan selang VP Shunt untuk mengatasi masalah hidrosefalusnya. Apakah begitu bu? Semua gejala yang anak ibu alami dapat ditimbulkan oleh hidrosefalus atau infeksi. Kejang, spastisitas, gangguan tumbuh kembang dapat merupakan akibat dari peningkatan tekanan di dalam kepala akibat hidrosefalus atau dapat pula akibat radang pada otak yang disebabkan oleh infeksi otak. Tindakan VP Shunt untuk mengatasi hidrosefalus merupakan tindakan yang tepat.
Namun yang kemudian menarik adalah ditemukannya massa di batang otak (brain stem) yang diduga sebagai glioma berdasarkan pemeriksaan titer kolin dari MRS. Peninggian kadar kolin memang lebih mengarahkan kita kepada suatu tumor dibandingkan suatu infeksi. Tetatapi infeksi pada brain stem masih juga memungkinkan. Disini saya membutuhkan untuk melihat angsung MRI, MRA dan MRS anak ibu untuk menganalisa lebih lanjut.
Pada prinsipnya bila anak ibu mengalami infeksi maka terapinya adalah dengan obat-obat antibiotik dosis tinggi untuk membunuh kuman penyebab infeksi tersebut. Walau infeksi di otak tidak dapat dianggap remeh namun kita masih menganggap bahwa penyakit ini kemungkinan besar dapat disembuhkan. Lain bila ternyata massa yang terletak di brain stem itu adalah tumor atau yang disebut dengan glioma. Glioma adalah jenis tumor yang berasal dari sel-sel pendukung saraf di otak. Sel-sel ini disebut dengan sel glial. Sel glial ini sangat banyak jumlahnya bahkan lebih banyak dari sel-sel saraf otak itu sendiri maka jenis tumor glioma dapat dikatakan merupakan jenis tumor terbanyak di otak. Yang disayangkan adalah bahwa sebagian besar glioma biasanya ganas (sekitar 80% ganas) apalagi bila posisi atau lokasimnya di batang otak/brain stem. Glioma merupakan jenis tumor yang umumnya diderita oleh orangtua. Bila terjadi pada anak-anak maka biasanya tingkat keganasannya lebih hebat. Tetapi kembali saya katakan, hanya berdasarkan data yang ibu sampaikan kepada saya, tetap belum saya dapat menentukan apakah massa di brain stem itu glioma atau infeksi.
Di lain pihak berdasarkan cerita ibu bahwa massa tersebut mengecil padahal tidak dilakukan tindakan apapun terhada massa tersebut. Hai ini agak tidak lazim untuk tumor karena bila tumor tidak diambil dengan cara operasi atau bila tumor tidak/belum disinar (radioterapi) atau kemoterapi maka tumor tidak mungkin mengecil bahnkan cenderung membesar. Jadi hal ini juga memperkuat kemungkinan massa tersebut adalah infeksi. Tapi kembali, saya belum dapat menentukan dengan pasti.
Untuk masalah pelebaran vena, hal ini dapat terjadi karena adanya bendungan pada vena sehingga aliran darah di dalam vena menjadi statis dan menumpuk. Kejadian ini dapat disebabkan baik oleh tumor ataupun infeksi. Atau dapat pula disebabkan karena bentuk venanya sudah seperti itu sejak lahir. Satu pertanyaan saya dalam hal ini adalah apakah anak ibu menderita penyakit lain seperti penyakit jantung?
Saya perhatikan pasca operasi titer CMV nya menurun. Pertanyaan saya sudah diberikan obat apa saja anak ibu? Apakah suda diberikan antibiotoik atau anti mikroba?
Untuk saat ini saya hanya bisa menyarankan untuk meneruska obat antibiotika atau antimikroba nya dan dilakukan evaluasi berkala mengenai massa di brain stem tersebut. Saya rasa penting sekali dokter anak ibu untuk segera menentukan apakah massa di brain stem tersebut glioma atau infeksi. Bila memang glioma maka mungkin diperlukan tindakan radioterapi untuk mengecilkan massa tumor. Tapi bila hal itu adalah infeksi maka pemberian antibiotika dan antimikroba harus diteruskan sampai sembuh.
Demikian dulu dari saya, semoga dapat membantu ibu. Saya sangat mengaharapkan dapat melihat MRI, MRA dan MRS anak ibu agar dapat meganalisa lebih lanjut. Saya berharap semoga anak ibu diberikan kebaikan dan kesehatan oleh Yang Maha Kuasa. Ibu boleh bertanya dan menulis kembali kepada saya.
Terima kasih
Hormat Saya
Dokter Andra (Dr. Muhammad Radhian Arief, SpBS)
Neurosurgeon / Endovascular Neurosurgeon
Staf Medik Departemen Bedah Saraf FKUI-RSCM
Email : dr.andra.bs@gmail.com
Twitter :@dokter_andra
Praktek :
1. RS MEDISTRA Jakarta
2. RS OMNI PULO MAS Jakarta
3. RSCM / RSCM Kencana Jakarta
4. RS Islam Pondok Kopi Jakarta
selamat malam dok, pertama-tama saya sangat terharu dan berterimakasih atas perhatian dan tanggapan yang cepat dari dokter. saya sudah mengirim email pada dokter mengenai mri mrs anak saya pasca operasi.
sebagai tambahan, (saya lupa menuliskan ini di email saya untuk dokter) anak saya sepengetahuan saya tidak mempunyai penyakit jantung dan pembesaran pembuluh darahnya baru muncul kira-kira beberapa bulan yang lalu, yang teraba oleh saya yang terdapat di belakang telinganya. terimakasih dok atas perhatiannya. saya sangat menantikan balasan email dokter untuk saya. semoga dokter sekeluarga selalu berada dalam perlindungan Tuhan YME.
Ibu ea yang terhormat
Mohon maaf saya baru membalas. Saya sedang dalam perjalanan ke luar negeri. Saya sudah membaca email dari ibu, namun saya belum dapat membalas. Insya Allah saya akan menulis dan membalasnya malam ini. Terima kasih sudah memberikan data yang cukup lengkap. Namun memenag gambaran MRI nya tidak dapat saya buka file nya.
Terima kasih untuk doanya yang baik. Semoga saya didoakan terus oleh ibu dan keluarga. Amiiin.
Saya dapat ditemui di tempat praktek saya :
1. RS MEDISTRA Jakarta
2. RS OMNI PULO MAS Jakarta
3. RSCM / RSCM Kencana Jakarta
4. RS Islam Pondok Kopi Jakarta
5. RS HERMINA Jatinegara / RS HERMINA Bekasi Barat
selamat siang,dok. maaf sy mengganggu lg.skg ini anak saya sdh 15 bulan dan sdg fisioterapi.perkembangannya walau lambat,tp ada peningkatan.hanya saja ada yg ingin sy tanyakan,anak sy suhu bdannya sdh sebulan ini selalu hangat di pagi hr.sekitar 36.7-37.5. tp bila siang hr suhunya menjadi nrmal kembali.dia jg jd sering terbgn mlm hr.apakah itu hal yg wajar,dok?atau ada hubungannya dg massa di brainstemnya.selain itu,anak sy skg ini spt ada lendir di tenggorokannya.nafasnya sering berbunyi.
Ibu Dea yang terhormat
Terima kasih sudah mengunjungi blog saya
Sebelumnya saya mohon maaf baru bisa membalas tulisan ibu saat ini.
Suhu bdan yang cenderung tinggi dapat menunjukkan banyak hal, mulai dari kekurangan cairan, meningkatnya metabolisme tubuh atau penanda adanya radang/infeksi. Suhu yang cenderung tinggi terus menerus perlu ditelusuri lebih lanjut dan dicari terapi yang terbaik.
Saat ini yang perlu ibu tanyakan kepada dokter anak ibu adalah apakah suhu pada anak ibu tersebut memang tinggi dan mengkhawatirkan. Kemudian dengan siklus demam yang selalu menetap (pagi suhu tinggi dan siang kemudian normal) maka harus diketahui dengan pasti apa penyebab suhu tinggi tersebut. Apakah berhubungan dengan siklus “diurnal” pada anak? Apakah mungkin pada saat anak ibu tidur tersebut kemudian menjadi faktor resiko suhu tinggi di pagi hari?
Massa di brain stem bila memang memerlukan infeksi dapat menjadi penyebab suhu yang cenderung tinggi. Tapi bila massa tersebut adalah tumor maka hubungannya akan lebih panjang. Yang terpenting harus dipastikan oleh dokter anak adalah tidak adanya infeksi dan kekurangan cairan pada anak.
Lendir di tenggorokan menunjukkan adanya peradangan pada daerah saluran nafas. Peradangan pada umumnya disebabkan oleh adanya infeksi kuman pada saluran nafas tersebut. Hal ini perlu diatasi karena selain bisa sebagai penunjuk memang adanya infeksi namun juga sangat berbahaya bagi alur nafas sang anak.
Terima kasih
Hormat Saya
Dokter Andra (Dr. M. Radhian Arief, SpBS)
Neurosurgeon / Endovascular Neurosurgeon
Staf Medik Departemen Bedah Saraf FKUI RSCM.
Email : dr.andra.bs@gmail.com
Twitter : @dokter_andra
Saya dapat ditemui di :
1. RS MEDISTRA Jakarta
2. RS OMNI PULO MAS Jakarta
3. RSCM / RSCM KENCANA Jakarta
4. RS Islam Pondok Kopi Jakarta
apakah itu jg berhubungan dg massa dibrainstem?dia sdh dibr breathe obt tetes hidung,nipe,tp tdk sembuh.apa perlu dilanjutkan obatnya?adakah ciri2 yg hrs sy waspadai mengenai massa di brainstemnya?trimakasih dok
Ibu Dea yang terhormat
Massa di brain stem dap at mengakibatkan gangguan fungsi-fungsi yang diatur oleh brain stem. Diantaranya adalah fungsi menelan dan fungsi batuk. Pada keadaan yang berat maka fungsi menelan dan batuk bisa hilang sama sekali dan hal ini sangat berbahaya karena tidak ada mekanisme atau pertahanan tubuh terhadap masuknya benda asing ke dalam saluran nafas. Bisa saja akibat gangguan fungsi menelan dan batuk ini maka lendir yang ada di tenggorokan menjadi stasis dan sulit untuk dikeluarkan atau bahkan ditelan.
Pemakaian obat harus dipakai dalam interval waktu tertentu dan harus dievaluasi oleh dokter yang memberikan. Bila dipakai terlalu lama dan tidak menunjukkan hasil maka perlu dipertimbangkan diganti obatnya atau ditingkatkan dosisnya. Konsultasikan dengan dokter anak ibu.
Yang perlu diwaspadai pada penyakit dengan massa di brain stem adalah terganggunya fungsi-fungsi seperti fungsi menelan dan batuk tadi. Hati-hati anak biasanya jadi mudah tersedak dan sesak. Selanjutnya hal ini dapat mengakibatkan gangguan pernafasan. Tolong diawasi dengan ketat.
Terima kasih
Hormat Saya
Dokter Andra (Dr. M. Radhian Arief, SpBS)
Neurosurgeon / Endovascular Neurosurgeon
Staf Medik Departemen Bedah Saraf FKUI RSCM.
Email : dr.andra.bs@gmail.com
Twitter : @dokter_andra
Saya dapat ditemui di :
1. RS MEDISTRA Jakarta
2. RS OMNI PULO MAS Jakarta
3. RSCM / RSCM KENCANA Jakarta
4. RS Islam Pondok Kopi Jakarta
Maaf dok… Saya seorang ayah yg tidak tega melihat putri saya tergeletak, terbujur kaku di kasur rmah sakit. . Karena abses di otak kanan….
1 bulan 1/2 yg lalu….putri saya dioperasi kecil (dibor hole) untuk diaspirasi nanah yg berdiameter krg lebih 3,2cm. Selang 1 hari putri saya mnjadi kejang dan hilng kesadaran…. Setelah di mri trnyata trjadi pendarahan dan pembengkakan yg mnekan btg otak. Untk lgkh live saving dokter mlkukan operasi pmbukaan tmpurung kanan supaya bgkak tidak mnkan btg otak..
Setelah 1 bln lbih anak saya masih vegetatif… Pdhal tmpurngnya blm dipasang kmbali….
Krna tdak kujng mmbaik saya brniat mnutup tmpurng kpla dan llu mau saya bawa pulang..ttpi alngkah kagetny ktika di ctscan ulang…n abses jdi tmbul kmbali dgn diameter lbih besar… Langkah apa yg harus saya lakukan dok?
Bapak Nugraha yang terhormat
Terima kasih sudah mengunjungi blog saya
Sebelumnya saya ingin menyampaikan rasa empati saya atas kondisi yang dialami oleh putri bapak. Sungguh sangat sedih rasanya melihat seorang anak kecil yang sudah mengalami keadaan seperti putri bapak.
Otak merupakan salah satu organ paling penting di tubuh kita bahkan menurut saya adalah organ terpenting di tubuh kita dengan kemampuan yang luar biasa, termasuk kemampuan pertahanannya dari serangan infeksi dari luar atau dari bagian lain dari tubuh. Dapat dikatakan bahwa otak merupakan organ terakhir yang akan mengalami infeksi setelah bagian tubuh lainnya juga telah mengalami infeksi. Hal ini dikarenakan otak mempunyai beberapa mekanisme pertahanan yang sangat mengagumkan seperti adanya “selimut otak” atau dalam bahasa medis disebut sebagai “duramater”, merupakan lapisan dalam tubuh kita dengan prtahanan terkuat. Selain itu juga terdapat “pagar” yang terbentuk dari sistem pembuluh darah di otak yang juga memiliki kemampuan sebagai “barrier” terhadap serangan berbagai kuman atau penyakit lainnya. Bila otak mengalami infeksi trmasuk adanya nanah, maka penting sekali ditelusuri apa yang menjadi penyebab….apakah infeksi yang trlalu kuat bagi pertahanan otak/tubuh, atau apakah daya tahan otak dan tubuh sudah mengalami penurunan dikarenakan penyakit lainnya atau infeksi menemukan jalan lain untuk masuk ke otak dengan mudah. Sekali lagi, ini penting untuk diketahui dengan pasti karena selama hal ini belum diatasi maka infeksi akan terus terjadi dan semakin memberat.
Pada seorang anak kecil, banyak faktor yang menjadi penyebab, dengan kemungkinan trbesar adalah adanya penyakit lain yang mengakibatkan penurunan daya pertahanan tubuh atau yang memudahkan masuknnya infeksi ke dalam otak. Apalagi memamng secara natural, daya tahan tubuh anak lebih rendah daripada orang dewasa. Penyakit-penyakit yang biasanya menyebabkan penurunan daya tahan tubuh serta memudahkan masuknya infeksi ke dalam otak adalah seperti penyakit jantung bawaaan, penyakit jantung rheumatoid, penyakit-penyakit kelainan darah di tubuh dan lain-lain. Trauma pada kepala atau infeksi yang cukup brat pada saluran telinga, mulut atau gigi juga merupakan faktor resiko terjadi infeksi (nanah) di dalam otak, karena posisinya yang memang dekat sekali dengan otak.
Nah bagaimana dengan anak bapak…?? Apakah ada kondisis-kondisi tertentu sehingga mengakibatkan mudahnya terjadi infeksi (nanah) pada otak putri anda…??
Bila memang ada, maka selain tindakan membuang nanah dari dalam otak maka tindakan mengatasi faktor resiko atau penyebab juga menjadi prioritas Agar infeksi tidak terjadi berulang-ulang dan memberat.
Infeksi akan mengakibatkan suatu proses radang yang selanjutnya akan sangat mudah mengakibatkan pembengkakan pada otak. Belum lagi ditambah dengan perdarahan di dalam otak yang terjadi pada putri anda, menambah semakin beratnya pembengkakan dan desakan pada otak. Pembengkakan ini yang selanjutnya menyebabkan desakan pada batang otak sehingga mengakibatkan kondisi yang putri anda alami saat ini. Tindakan mengangkat tempurung kepala adalah untuk mengurangi desakan pada batang otak yang dapat mengancam nyawanya.
Jadi kesimpulannya adalah masalah infeksi sebagai penyebab utama harus diselesaikan karena bila tidak maka infeksi akan ada terus. Minta kepada dokter putri bapak untuk menelusuri ini dengan benar. Selebihnya kita berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar putri bapak diberikan kesehatan dan kesempatan untuk pulih.
Demikian dulu dari saya, semoga dapat membantu bapak. Semoga putri bapak diberikan kesehatan dan kebaikan.
Terima kasih
Hormat Saya
Dokter Andra (Dr. M. Radhian Arief, SpBS)
Neurosurgeon / Endovascular Neurosurgeon
Staf Medik Departemen Bedah Saraf FKUI-RSCM
Email : dr.andra.bs@gmail.com
Twitter : @dokter_andra
Saya dapat ditemui di :
1. RS MEDISTRA Jakarta
2. RS OMNI PULO MAS Jakarta
3. RS ISLAM PONDOK KOPI Jakarta
4. RS RAWALUMBU Bekasi
5. RSCM / RSCM KENCANA Jakarta
Selamat sore Dok….. Banyak Trimakasih untuk balasan yg bgitu lengkap.
Saya skr dihadapkan dilema Dok… Tim dokter memberi saya 2 opsi.
Opsi pertama anak saya diberi antibiotik trus mnrus lbih dari 2 bln, dgn harapan dpt mngecilkan abses& mili/mili dgn dilakukan serial ctscan, tapi saya tkut organ ginjal dn liver dapat trganggu. Opsi kedua dengan disedot/diaspirasi dgn USG guiding, tapi itupun disertai antibiotik setelahnya… Mnurut dokter putri saya abses dgn diameter lbih dri 3cm, antibiotik tdk bkrja maksimal…. Apalagi kultur nanah oprasi pertama kuman negatif… Sdgkan saya berpndapat apa tdk sbaiknya dioperasi besar dgn mngambil selaput abses sehingga abses tdk dpt brkmbang kmbali…
Sumber absesdoktr blm bisa pastikan… Ada kmngkinan dari gigi krn gigi atas kanan anak saya ada nanahnya jg… Dktr anak saya jg akan mlkukan tindakan pncabutan gigi…
Pertanyaan saya apabila bapak Doktor sndiri bila mnemukan kasus sperti ini akan mlkukan tndakan apa? Trimakasih untuk blasannya….
Bapak/Ibu Meiga yang terhormat
Terima kasih untuk responnya.
Sebelumnya saya ingin menyampaikan permohonan maaf karena baru dapat membalas tulisan ibu sekarang.
Protokol terapi abses atau nanah di otak bila setelah diaspirasi masih muncul kembali atau bertambah besar adalah dengan dilakukan operasi yang relatif lebih besar dan mengambil seluruh kapsul dari abses. Selain itu penting sekali dicari tahu dan dipastikan penyebab abses ini muncul karena harus diatasi dengan benar dandipastikan pula benar-benar teratasi. Bila tidak maka sudah pasti abses akan terjadi lagi.
Sumber abses otak pada anak biasanya adalah pada kelainan jantung anak, infeksi pada gigi dan mulut, infeksi pada rongga sinus di sekitar hidung dan wajah serta infeksi pada saluran telinga. Ini semua harus ditelusuri dan diobati dengan baik agar abses di otak tidak muncul kembali. Bila memang gigi dicurigai sebagai penyebab maka gigi memang harus dicabut dan infeksinya diobati.
Sebagai tambahan informasi, bila abses berukuran lebih dari 1 cm (apalagi 3 cm) maka merupakan indikasi tindakan operasi.
Demikian dulu dari saya, semoga dapat membantu ibu/bapak.
Terima kasih
Hormat Saya
Dokter Andra (Dr. M. Radhian Arief, SpBS)
Neurosurgeon / Endovascular Neurosurgeon
Staf Medik Departemen Bedah Saraf FKUI-RSCM
Email : dr.andra.bs@gmail.com
Twitter : @dokter_andra
Saya dapat ditemui di :
1. RS MEDISTRA Jakarta
2. RS OMNI PULO MAS Jakarta
3. RS ISLAM PONDOK KOPI Jakarta
4. RS RAWALUMBU Bekasi
5. RSCM / RSCM KENCANA Jakarta
Selamat pagi Dok, Trimakasih sekali untuk balasan yang begitu lengkap. Dok, saya dihadapkan pada dilema, tim dokter sudah memberi 2 opsi, yaitu pemberian antibiotik secaara terus menerus sampai abses mengecil dgn melakukan ct-scan berkala, dan opsi berikutnya di punctie dan aspirasi absess, kedua opsi tersebut sembari dilakukan pencabutan gigi yg merupkan kmngkinan sumber abses.
Yang ingin saya tanyakan dok, apa mungkin bila dilakukan operasi pengangkatan/pengambilan selaput otak supaya abses tidak dapat berkmbang kmbali. Kalau pun mungkin tindakan itu dilakukan adakah resiko yang amat serius, masalahnya tim dokter anak saya seperti tidak mau melakukan hal tersebut.
Dan kalau dokter sendiri menangani kasus seperti ini, tindakan seperti apa yang akan dokter lakukan…?? terimkasih untuk balasannya….
Ibu Meiga yang terhormat
Pengambilan abses sekaligus dengan kapsul-kapsulnya sangat mungkin dilakukan. Memang tindakan operasinya lebih besar dengan resiko yang lebih pula, tapi bila memang terindikasi maka sebaiknya dilakukan. Yang menjadi pertimbangan adalah bila abses tersebut terletak di daerah penting atau vital otak sehingga akan mengancam fungsi-fungsi penting untuk hidupnya. Dalam keadaan ini maka operasi harus dipertimbangkan dengan benar dan ditentukan teknik yang terbaik.
Bila memungkinkan, saya mohon gambar CT Scan atau MRI kepala anak anda dikirimkan ke saya agar saya dapat melihat dengan lebih baik. Mungkin saya bisa memberikan saran untuk tatalaksana terbaik.
Demikian dulu dari saya, semoga dapst membantu ibu.
Terima kasih
Hormat Saya
Dokter Andra (Dr. M. Radhian Arief, SpBS)
Neurosurgeon / Endovascular Neurosurgeon
Staf Medik Departemen Bedah Saraf FKUI-RSCM
Email : dr.andra.bs@gmail.com
Twitter : @dokter_andra
Saya dapat ditemui di :
1. RS MEDISTRA Jakarta
2. RS OMNI PULO MAS Jakarta
3. RS ISLAM PONDOK KOPI Jakarta
4. RS RAWALUMBU Bekasi
5. RSCM / RSCM KENCANA Jakarta
YTH Dokter Andra,
Malam dok, saya mau bertanya lagi. Anak saya sudah demam seminggu, dan sudah diberi “buffect” dan antibiotik.
Lalu pada tanggal 27 des, anak kami rewel dan tidak bisa tidur. Lalu tanggal 28 des, dia lemas dan muntah2 setiap diberi makan. Lalu hasil darah menunjukan Hb rendah – 9 , trombosit tinggi – 550.000, leukosit tinggi 26.000 dan CRP 145. Dan sekarang dirawat di rumah sakit. Apakah ini ada hubungannya dengan VP Shunt atau “massa” di brain stem anak kami. Dan anak kami semenjak dirawat di rumah sakit tertidur terus., apakah ini normal?
Trims dan maaf selalu bertanya terus. Semoga kebaikan dokter dibalas setimpal oleh Allah SWT
Ibu Dea yang terhormat
Terima kasih untuk balasannya.
Tingginya leukosit (26.000) ditambah dengan angka CRP yang tinggi (145) menunjukkan bahwa tubuh anak ibu dalam status terinfeksi yang tidak ringan. Hal ini juga didukung dengan gejala klinis yang dialami oleh anak ibu. Hal ini bukan merupakan akibat dari massa di batang otak. Segeralah berkan terapi untuk mengatasi infeksi. Bila ditemukan tanda-tanda radang pada tempat VP Shunt (biasanya ditandai dengan kemerahan) maka sebaiknya VP Shunt dicabut.
Untuk masalah sering tidur, kemungkinan ini memang disebabkan oleh massa di batang otak. Namun keadaan infeksi juga membuat tubuh sang anak menjadi cenderung lemas dan bisa mengakibatkan senang tidur. Selain itu harus dipastikan bahwa fungsi selang VP shunt berjalan dengan baik.
Demikian dulu dari saya, semoga dapat membantu ibu.
Terima kasih
Hormat Saya
Dokter Andra (Dr. M. Radhian Arief, SpBS)
Neurosurgeon / Endovascular Neurosurgeon
Staf Medik Departemen Bedah Saraf FKUI-RSCM
Email : dr.andra.bs@gmail.com
Twitter : @dokter_andra
Saya dapat ditemui di :
1. RS MEDISTRA Jakarta
2. RS OMNI PULO MAS Jakarta
3. RS ISLAM PONDOK KOPI Jakarta
4. RS RAWALUMBU Bekasi
5. RSCM / RSCM KENCANA Jakarta
Selamat malam dok,
Terima kasih atas jawaban sebelumnya,
Kondisi anak kami sekarang adalah sebagai berikut:
* CRP sudah turun dari + 145 menjadi + 12 karena diberikan antibiotik dosis tinggi oleh dokter anak
Lalu anak kami menjalani dua kali operasi dalam kurun waktu 4 hari, (Operasi 1: pemotongan selang VP shunt karena menurut dokter bedah syarafnya, VP shunt mentok dan tidak bisa mengalirkan cairan)
Kemudian, karena kondisi anak kami tidak kunjung sadar setelah operasi 1 dan mengalami kejang 2 kali, anak kami kemudian di CT scan kembali, hasil CT scan menyatakan masih adanya cairan dalam otak anak kami. Setelah dilakukan operasi yang kedua, dokter bedah syaraf menyatakan masalahnya ada di selang yang membengkok di dekat perut sehingga pengaliran air tidak lancar. Setelah operasi yang kedua, alhamdulillah anak kami sadar dan bisa mengangis walaupun jarang.
Pertanyaan kami:
1. Mengapa setelah dilakukan 2 kali operasi, mata anak kami masih mengalami “sunset” fenomena. Padahal ketika anak kami sehat, matanya baik2 saja. apakah penyebabnya dok?
2. Mengapa anak kami, belum memiliki reflect menghisap puting susu ibunya setelah 3 hari pasca operasi yang kedua.?
3. Hasil CT scan setelah operasi 2, menunjukkan air dalam otak sudah berkurang, namun masih ada setengahnya. Berapa lamakah airnya bisa berkurang seperti sebelumnya ketika normal? Kapankah kami perlu khawatir apabila airnya tidak kunjung berkurang lagi?
* Untuk menambahkan saja, “massa dalam batang otak” ukurannya masih tetap seperti dahulu. Apakah massa tersebut yang mengakibatkan sunset fenomena pada mata anak kami?
Trima kasih banyak
Ibu Dea yang terhormat
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan ibu.
1. “Sunset phenomena” merupakan gejala yang muncul akibat penekanan pada batang otak bagian atas (mesencephalon) dengan penyeybab tersering adalah penyakit hidrosefalus (penumpukan cairan otak). Adanya massa di batang otak juga dapat menjadi penyebab timbulnya sunset phenomena, asalkan massa tersebut memang terletak pada bagian atas dari batang otak.
2. Anak anda sepertinya memang mengalami gangguan tumbuh kembang dan fungsi akibat penyakit yang dialminya sehingga salah satunya yaitu kemampuan menghisap juga menjadi terganggu. Kerusakan pada saraf-saraf yang mengatur kemampuan menghisap sepertinya juga sudah terjadi. Batang otak merupakan pusat pengaturan dari berbagai fungsi khususnya di bagian kepala dan wajah.
3. Yang penting dalam operasi hidrosefalus atau penumpukan cairan otak di dalam kepala adalah bukan untuk menghabiskan cairan otak tersebut tetapi untuk mengurangi tekanan di dalam kepala. Cairan otak akan selalu ada karena memang selalu diproduksi oleh otak. Selain itu juga akan menjadi sangat berbahaya bila selang mengalirkan cairan otak terlalu berlebihan atau terlalu banyak karena akan mengakibatkan jatuhnya otak dan munculnya perdarahan otak.
Demikian dulu dari saya, semoga dapat membantu ibu.
Terima kasih
Hormat Saya
Dokter Andra (Dr. M. Radhian Arief, SpBS)
Neurosurgeon / Endovascular Neurosurgeon
Staf Medik Departemen Bedah Saraf FKUI-RSCM
Email : dr.andra.bs@gmail.com
Twitter : @dokter_andra
Saya dapat ditemui di :
1. RS MEDISTRA Jakarta
2. RS OMNI PULO MAS Jakarta
3. RS ISLAM PONDOK KOPI Jakarta
4. RS RAWALUMBU Bekasi
5. RSCM / RSCM KENCANA Jakarta.
Maaf dok,
menambahkan pertanyaan sebelumnya, anak kami diberi obat meronem 1000 mg(meronem), apakah ini aman? apakah efek samping dari obat ini?
Meronem adalah jenis antibiotik spekturm luas yang banyak digunakan saat ini. Dosis 1000mg memang merupakan dosis yang besar. Biasanya untuk orang dewasa diberikan dosis dari 2 x 1000mg hingga 3 x 1000mg. Coba konsultasikan ke dokter anak anda untuk mengetahui dosis yang terbaik.
Terima kasih
Hormat Saya
Dokter Andra (Dr. M. Radhian Arief, SpBS)
Neurosurgeon / Endovascular Neurosurgeon
Staf Medik Departemen Bedah Saraf FKUI-RSCM
Email : dr.andra.bs@gmail.com
Twitter : @dokter_andra
Saya dapat ditemui di :
1. RS MEDISTRA Jakarta
2. RS OMNI PULO MAS Jakarta
3. RS Islam Pondok Kopi Jakarta
4. RS Rawalumbu Bekasi
5. RSCM / RSCM KENCANA Jakarta
Dokter andra yth,
Maaf kami bertanya lagi,
Setelah melakukan MRI dengan kontras, lalu dokter bedah syaraf mendiagnosis bahwa “massa” yang terdapat di brain steam adalah infeksi. Dan sementara itu dokter spesialis syaraf anak mendiagnosis berdasarkan MRI terakhir bahwa anak kami mempunyai kelainan bawaan “agenesis corpus callosum” .- ACC
Pertanyaan kami adalah:
1. Mengapa pada MRI sebelumnya tidak diketahui mengenai ACC
2. Apa dampak ACC pada perkembangan anak?
3. Sekarang anak kami malas untuk makan (sebelumnya sangat suka makan), apakah ini dampak dari ACC?
Ibu Dea yang terhormat
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan ibu
1. Agenesis corpus callosum merupakan kelainan yang dibawa sejak lahir dan memang dapat terdetaksi sejak lahir dari pemeriksaan MRI kepala. Menurut saya pada MRI sebelumnya sang dokter tidak melihat dengan jelas atau mungkin terlupakan dalam menyampaikan hal ini
2. Agenesis corpus callosum artinya tidak adanya atau tidak tumbuhnya Corpu callosum. Corpus callosum berfungsi sebaga jembatan yang menghubungi otak sebelah kanan dan otak sebelah kiri. Bila struktur ini tidak terbentuk maka koordinasi antara otak kanan dan kiri akan menjadi terputus. Hal ini akan mengganggu beberapa fungsi yang harusnya saling berkoordinasi. Biasanya si anak akan menjadi sulit untuk mendeskripsikan atau menggmabrakan sesuatu secara baik. Mungkin ada ketidakharmonisan antara bahasa lisan yang diucapkan dengan tulisan yang dibuat dengan tangan. Sering sekali masalah suka mengompol juga muncul pada kelainan ini.
3. Tidak ada hubungan antara ACC dengan tidak nafsu makan karena pusat lapar tidak pada corpus callosum. Untuk masalah ini sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter tumbuh kembang anak atau dokter saraf anak.
Demikian dulu dari saya, semoga dapat membantu ibu
Terima kasih
Hormat Saya
Dr. M. Radhian Arief, SpBS (Dokter Andra)
Neurosurgeon / Endovascular Neurosurgeon
Staf Medik Departemen Bedah Saraf FKUI-RSCM
Email : dr.andra.bs@gmail.com
TWitter : @dokter_andra
Saya dapat ditemui di:
1. RS MEDISTRA Jakarta
2. RS OMNI PULO MAS Jakarta
3. RS Islam Pondok Kopi Jakarta
4. RSCM / RSCM Kencana Jakarta
5. RS Rawalumbu Bekasi
Selamat Siang Dokter,
Saya sudah menderita sinusitis sejak umur 15 tahun umur saya sekarang 25 tahun dan sudah mendapatkan pengobatan berbagai macam kecuali operasi . Dan saya sudah menghentikan semua pengobatan sejak umur saya 20 tahun. Namun sinusitis saya semakin parah terlebih bila saya kelelahan dan berada di ruangan dingin dan berdebu. Pertanyaan saya adalah :
1. Apakah saya berisiko besar terkena abses otak ?
2. Bila saya ingin berobat ulang apakah bisa memakai riwayat yang terdahulu atau mulai dari awal lagi ?
Terima Kasih Dokter Andra.
Ibu Riris yang terhormat
Terima kasih sudah mengunjungi blog saya.
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan ibu :
1. Sinusitis berulang tidak akan berisiko tinggi untuk mengalami abses otak dikarenakan walau sinusitis terjadi di rongga-rongga kepala sekitar wajah namun otak masih memiliki pelindung yang sangat kuat berupa selaput otak dan susunan tulang kepala yang sangat baik dan kuat. Bila selaput ini bocor dan tulang ada yang retak barulah infeksi di rongga sinus dapat menjalar ke otak. Yang penting harus anda lakukan adalah mengatasi sinusitis anda dan mencegah adanya faktor resiko yang memicu timbulnya sinusitis anda tersebut.
2. Riwayat terdahulu sangat penting dalam usaha memberikan pengobatan penyakit anda saat ini. Hasil-hasil pemeriksaan laboratorium dan foto-foto roentgent sebelumnya juga sangat penting untuk mengetahui riwayat perjalanan penyakit anda. Mungkin bila sudah cukup lama tanggal pemeriksaan sebelumnya, maka perlu dilakukan pemeriksaan yang baru.
Demikian dari saya, semoga dapat membantu ibu. Terima kasih
Hormat Saya
Dr. M. Radhian Arief, SpBS (Dokter Andra)
Neurosurgeon (Spesialis Bedah Saraf) / Endovascular Neurosurgeon (Neuro-Intervensi)
Staf Medik Departemen Bedah Saraf FKUI-RSCM
CEO PT. ALTERLOBE INDONESIA (www.alterlobe.com)
Konsultan pada PT QUALEX INNOVATION INDONESIA (QINOVEX) : (www.qinovex.com)
Email : dr.andra.bs@gmail.com
Twitter : @dokter_andra
Saya dapat ditemui di :
1. RS MEDISTRA Jakarta
2. RS OMNI PULO MAS Jakarta
3. RS ISLAM PONDOK KOPI Jakarta
4. RSCM / RSCM KENCANA Jakarta
5. RS RAWALUMBU Bekasi
6. RS JAKARTA HEART CENTER (JHC) Jakarta
Selamat pagi dokter…mertua sy pd tgl 1 okt badannya panas, extremitas sblah kiri agak lemah, hasil laborat DL,OT,PT,BUNn CREAt dalam batas normal. GDA 140, AU 3,2 Cholesterol 215. Oleh dokter PKM ∂ȋ̝̊ beri -,; piracetam 3x2100mg, Novalgin tab, neurosanbe 3 x 1. Keesokannya sdh tdk ada keluhan Lğȋ̊ . 2 hari kemudian plg. Tetapi anggota badan ƔΩ̶̣̣̥̇̊п̥̥̲̣̥Ǧ̩̥ kiri tetap lemah, sering termenung, bahkan kadang tidak ♏ɑÜ mkn. Oleh dokter ∂ȋ̝̊ sarankan ke psikiater. Dari sana ∂ȋ̝̊ beri obat anti depresi dan konsul dokter saraf. Kemudian oleh dokter saraf hrs CT SCAN,pd tgl 10 okt hslnya multiple brain abses temporal dextra sebesar 1,1 cm. Oleh dokter saraf ∂ȋ̝̊ rujuk ke bedah saraf. Bedah saraf adanya hour rabu dokter, selama menunggu hari itu mertua sy tdk ∂ȋ̝̊ beri obat. Apa tdk seharusnya ∂ȋ̝̊ beri antibiotik dokter ? Keluhannya skrg pusing kadang2 saja. Badan tdk panas.
Ibu Yanti Suryono Yth
Mohon maaf baru dapat membalas sekarang. Utamanya diakibatkan sering terjadi crash pada sistem wordpress ini, sehingga saat ini tim dokterandra.com sedang dalam proses untuk pindah platform demi kelancaran komunikasi dan aliran informasi.
Bagaimana keadaan mertua anda sekarang?
Bila memang beliau sudah didiagnosis dengan abses otak maka terapi antibiotik merupakan kewajiban. Antibiotik yang diberikan pun harus kombinasi dan dalam dosis tinggi. Hal ini diakibatkan kuman telah mencapai daerah paling vital ditubuh, yaitu otak. Antibiotik yang diberikan juga harus dalam bentuk suntik dan biasanya diberikan selama 4-6 minggu.
Abses pada otak baru memerlukan tindakan operasi oleh dokter bedah saraf bila diameter ukuran abses melebihi 3 cm, abses menyebabkan efek pendesakan otak yang hebat dan atau abses menimbulkan gejala kecacatan yang progresif.
Demikian dari saya, semoga dapat membantu anda.
Terima kasih.
dr. M. Radhian Arief, Sp. BS (dokter Andra)
Spesialis Bedah Saraf – Ahli Neuro Endovaskular
saya dapat ditemui dengan perjanjian di
1. RS. Medistra
2. RS. Jantung Jakarta (Jakarta Heart Center)
3. RS. Kanker Dharmais
4. RS. Antam Medika
5. RS. Jakarta